Bapak Sambodo menjelaskan definisi remaja menurut WHO, "remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun. Definisi dari budak cinta berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di jurnal Philosophy, Psychiatry, & Psychology adalah salah satu kondisi psikologis yang disebut mirip dengan pecandu zat adiktif".

    Lebih lanjut lagi TeSAGa DIY menjelaskan berdasarkan jurnal Philosophy, Psychiatry, & Psychology bahwa golongan remaja bucin yaitu ketagihan terhadap hubungan romantis yang sedang dijalani bersama pasangannya. Terkait dengan bucin ada beberapa tanda-tanda bucin, bapak Sambodo menyebutkan bahwa pasangan harus selalu mencintai. Kondisi ini dapat terjadi karena ketika seseorang jatuh cinta hormon bahagia lainnya pun diaktifkan sehingga menimbulkan euforia. Kemudian terus mendambakan cinta dari pasangan.
    
    Orang yang terjebak dalam budak cinta tidak dapat berhenti memikirkannya. Seperti 24 jam tanpa henti selalu menghubungi pasangannya dan meminta perhatiannya. Terkadang hal ini menimbulkan posesif dengan pasangan. Selanjutnya selalu mempunyai sebuah hubungan. Kebutuhan untuk terus berada dalam sebuah hubungan, tidak perduli siapa pasangannya, terlebih ketika pasangan berusaha bertahan dihubungan yang tidak sehat karena tidak ingin menyandang status jomblo. Tidak hanya itu saja memiliki pola hubungan selalu sama. Seperti kecanduan terhadap pasangannya, orang yang berada dalam hubungan yang sering putus dan kembali lagi dengan pasangannya. Seperti tidak ada pasangan lain selain pasangan saat ini sehingga dunianya tertutup oleh pasangannya.

    Hal ini berdampak tidak baik untuk kehidupan pasangannya karena tidak adanya kebebasan dalam memilih dan menjalani kehidupanya sehari-hari. TeSAGa DIY menjelaskan dampak dari bucin meliputi eksploitasi, kejahatan seksual, pemerasan keuangan dan kehilangan jati diri. Selain dari dampak bucin terdapat faktor yang menyebabkan seseorang menjadi bucin. Bapak Sambodo menjelaskan bahwa terdapat faktor yang membuat sesorang menjadi bucin yaitu faktor kimia. Ketika seseorang jatuh cinta maka akan terjadinya produksi hormon dopamin yang membuat seseorang selalu merasa bahagia sehingga membuat orang seperti kecanduan akan cinta.

    Faktor psikologis juga mempengaruhi seseorang menjadi bucin, hal ini ditandai dengan seseorang yang memiliki harga diri yang rendah dan dimasa lalunya tidak terpenuhinya kebutuhan akan kelekatan pada orangtuanya . Untuk itu bapak Sambodo memberikan tips bagi remaja agar para remaja dapat melihat hubungan dari sisi yang lebih realistis.

    Harapannya remaja bisa intropeksi diri, apakah selama ini hubungan sudah dijalani dengan baik seperti tidak saling mengekang. Kemudian mencoba tidak menghubungi pasangan sementara waktu agar bisa mengenali diri sendiri. Selanjutnya tips dari TeSAGa DIY untuk para remaja, yaitu mulailah berlatih mencintai diri sendiri dengan harapan ketika seseorang bisa menghargai dirinya maka dia akan merasa lebih baik. Selain itu kita bisa melakukan hal-hal positif seperti berolahraga atau melakukan hobi yang menyenangkan. Apabila belum bisa mengatasi situasi tersebut sebaiknya menghubungi tenaga profesional sehingga bisa berkonsultasi dengan Psikolog.

source : TeSAga On Radio "Remaja Anti Bucin Usia 12-24 Tahun"